Selasa, 22 Oktober 2019

PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGIS DALAM PUISI “BERTOPENG JANJI” KARYA BHEA SUKMA M.P


MAKALAH
PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGIS DALAM PUISI “BERTOPENG JANJI” KARYA BHEA SUKMA M.P
Makalah ini disusun guna menyelesaikan Mata Kuliah Apresiasi Puisi yang dibimbing oleh Siswanto, S.Pd.,M.A.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

  1. Rika Wahyu Utami               180210402097
  2. Bagas Yudha Prawira          180210402099
  3. Mohammad Khoifullah        180210402100



PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Karya sastra merupakan hal yang indah dan disukai banyak orang. Sebagai kekuatan karya sastra maka setiap karya sastra memiliki ciri dan keunikan masing-masing.  Salah satu unsur yang terkandung dalam sebuah karya sastra adalah unsur kehidupan sosial-budaya serta ragam sikap pengarang terhadapnya (Aminuddin, 2004:186). Setiap pengarang memiliki pandangan berbeda terhadap realita sosial yang terdapat di sekelilingnya. Pengarang pun memiliki ciri khas tersendiri dalam menyajikannya. Dalam hal penyajian, penyair pun mempunyai hak mencipta, sehingga hasil ciptaan dari setiap penyair pun akan memiliki kekuatan yang berbeda-beda dalam penyajiannya. Hak mencipta bagi pengarang bersifat tak terbatasi, sehingga pengarang bisa menggambarkan apapun dalam bentuk yang bagaimanapun. Hal inilah yang memunculkan ciri khas masing-masing dari setiap karya sastra
Puisi dikatakan sebagai karya sastra yang paling unik karena tercipta dari kontemplasi terdalam penyairnya. Hal inilah yang juga memunculkan sisi menarik yang ada di dalam puisi itu. Melalui kontemplasi yang dalam dari setiap penyair, tentu setiap puisi akan memiliki nilai keindahan tersendiri. Nilai keindahan ini bisa muncul dari mana saja tidak terkecuali pada makna yang terkandung di dalam puisi. Apabila makna yang terkandung di dalam puisi itu telah diketahui, maka akan banyak nilai keindahan yang bisa diambil. Namun, dalam memahami maknanya, ada beberapa cara yang harus di lakukan, antara lain dengan menganalisis pendekatan yang terkandung di dalam puisi tersebut. Seperti halnya pada puisi yang berjudul " Bertopeng Janji" karya Bhea sukma yang akan di analisis dengan menggunakan pendekatan Sosiopsikologi.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apakah yang di maksud dengan pendekatan Sosiopsikologi?
2.    Apakah makna yang terkandung di dalam puisi " Bertopeng Janji " karya Bhea Sukma dengan menggunakan pendekatan Sosiopsikologis?
C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Pendekatan Sosiopsikologi
2.    Untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam puisi "Bertopeng Janji" dengan menggunakan pendekatan Sosiopsikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan sosiopsikologis adalah pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya atau zamannya pada saat cipta sastra diwujudkan. Aminuddin (2004: 186) berpendapat bahwa puisi dan prosa fiksi bisa dikaji dengan menggunakan ilmu sosiopsikologi. Pengertian sosiopsikologis adalah sebuah ilmu interdisipliner yang terdiri dari ilmu sosiologis dan psikologis. Ilmu interdisipliner ini merupakan gabungan dari ilmu sosiologi dan psikologis. Ilmu sosiologi digunakan sebagai alat mengkaji bidang-bidang sosial budaya yang terdapat dalam karya sastra. Adapun gejala psikis dapat dianalisis dengan ilmu psikologi.
Sosiologi sastra adalah cabang penelitian yang reflektif (Endraswara, 2003: 77-81). Sastra akan dipandang sebagai cermin dari kehidupan yang ada di masyarakat. Asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa kehidupan sosial akan melahirkan berbagai karya sastra. Karya sastra dianggap baik ketika mampu mewakili zamannya. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dharma (dalam Rokhman, 2003: 60-65) yakni proyek sosiologi adalah masyarakat. Naskah-naskah sastra bersumber dari realita yang ada di masyarakat, dan akan kembali kepada masyarakat
B.     Analisis  Unsur Sosiopsikologis dalam Puisi Bertopeng Janji
Bertopeng Janji
Aku melihatmu malam ini
Ku amati dengan seksama
Tiap kata dari bibirmu begitu manis
Ku dengar kalimat pembangunan di celah janji palsu
Seakan perubahan hanya sekejap mata

Aku melihatmu malam ini
Ku amati dengan seksama
Tiap kalimatmu menyimpan sejuta misteri
Dimana letak nuranimu saat pembangunan yang kau janjikan
Hanya jadi mimpi indah kami
Dimana letak keadilan saat uangmu menjarah
Kantong-kantong Hakim dipengadilan
Anak- anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya
Hingga raib anggaran disaku bajumu

Bak menelan pil pahit dalam mulut
Perubahan masih belum terjadi
Tangan yang melambai di keriuhan pasar
Hanyalah topeng tuk dapat partisipan
Naif
Ya memang  naif, semua hanya karena kepentinganku
Sampai rakyat terlantar di tanganmu
1.      Hubungan antara Kehidupan Sosial Masyarakat dengan Gagasan Puisi
Puisi " Bertopeng Janji " karya Bhea Sukma merupakan sebuah puisi yang berisi kritik dan ungakapan rasa kecewa terhadap para pemerintah yang gila akan jabatan, sementara janji hanayalah menjadi janji manis belaka. Dalam puisi di atas pengarang menggambar tentang rasa kecewa yang begitu dalam akan janji para pemerintah untuk mengadakan pembangunan serta perubahan yang seakan akan benar akan terjadi. Namun setelah mereka menduduki kursi jabatan mereka lupa akan hak kewajiban dan janji yang telah mereka ucapkan. Dalam puisi di atas pengarang juga menggambarkan tentang kehidupan para pemerintah yang serba berkecukupan tanpa melihat kehidupan masyarakat kecil yang menderita hanya karena demi kepentingan mereka. Mereka lupa bahwa tanpa suara rakyat mereka bukanlah siapa-siapa.
Keadaan sosial seperti yang di gambarkan dalam puisi diatas memang benar-benar terjadi pada saat itu bahkan sampai pada  kehidupan sekarang.Pada saat ini banyak para calon pemimpin memaparkan program unggulannya kepada masyarakat untuk mendapat dukungan yang bisa mengantarkannya ke gerbang kemenangan.Terkadang mereka mengeluarkan jurus pamungkasnya, dengan mengumbar janji manisnya. Mereka berharap bisa meraih simpati dari masyarakat dan memilihnya sebagai pemimpin di masa mendatang.Namun ketika mereka telah terpilih dan menduduki kursi jabatan mereka lupa mereka enggan akan memenuhi janji-janji mereka hingga rakyat pun menderita menjadi korban karena janji manis mereka.Penggambaran sosial masyarakat saat itu masih sama seperti saat ini. Jadi dapat kita simpulakan bahwa terdapat hubungan antara gagasan pengarang dalam puisi dengan kehidupan sosial masyarakat saat puisi itu di buat.
2.      Hubungan antara Kehidupan Sosial Masyarakat dalam Puisi
Hubungan kehidupan masyarakat baik itu secara individual ataupun kelompok dapat menjadi bahan penciptaan suatu puisi. Dalam puisi Bertopeng Janji, kehidupan sosial masyarakat diangkat menjadi suatu cipta puisi. Kondisi sosial masyarakat yang ada hubungannya dengan permasalahan politik yang sedang terjadi merupakan hal yang ditekankan di puisi. Untuk menafsirkan hubungannya dengan kehidupan sosial masyarakat dapat kita lakukan dengan cara menganalisis judul puisinya terlebih dahulu. Judul dari puisi tersebut adalah Bertopeng Janji: secara konotatif bertopeng itu artinya seseorang yang dimaksud di dalam puisi itu tidak menampakkan tampilan sebenarnya dari dirinya, yang dia tampakkan kepada orang lain merupakan tampilan dari topengnya tersebut. Sedangkan janji sebagai media yang digunakan orang itu untuk menyembukan tampilan aslinya. Judul bertopeng janji ini setidaknya menggambarkan bahwa seperti inilah realita politik yang terjadi saat ini. Dengan janji menarik yang ditampakkan kepada masyarakat, masyarakat menjadi terlena dengan apa yang ditampakkan itu dan menaruh harapan berlebih kepada para pelaku politik tersebut. Sedangkan janji itu hanyalah sebuah topeng atau penutup tampilan sebenarnya dari para pelaku politik agar mereka memperoleh pengikut sehingga bisa terpilih dan secara tidak langsung juga sebenarnya hal ini untuk kepentingan pribadinya.
Selanjutnya, isi dari puisi tersebut tentu berhubungan dengan judul puisinya. Penyair dalam puisi Bertopeng Janji mengemukakan bahwa pada saat itu terdapat suatu fenomena sosial yang berhubungan dengan keadaan politik yang sedang terjadi. Fenomena itu adalah ketika para pelaku politik bermain dengan kata-kata yang dikemas menjadi sebuah janji yang disalurkan kepada masyarakat. Janji itu bisa banyak hal, namun janji di puisi ini berupa pembangunan
“Tiap kata dari bibirmu begitu manis
Ku dengar kalimat pembangunan di celah janji palsu
Seakan perubahan hanya sekejap mata”
Pada bait kedua, puisi ini berfokus setelah janji yang diberikan oleh pelaku politik itu tidak ada hasilnya, hanya sebuah harapan dan angan-angan. Selain janji yang tidak ada pembuktiannya, apa yang mereka tampakkan tidaklah sesuai ekspektasi masyarakat. Ekspektasi awal masyarakat tentunya berdasarkan janjinya itu, namun faktanya jauh  dari itu semua Seperti yang diungkapkan dalam beberapa larik dibawah ini.
“Dimana letak nuranimu saat pembangunan yang kau janjikan
Hanya jadi mimpi indah kami
Dimana letak keadilan saat uangmu menjarah
Kantong-kantong Hakim dipengadilan
Anak- anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya
Hingga raib anggaran disaku bajumu”
      Pada bait terakhir, puisi ini menggambarkan ketika janji yang diberikan itu tidak ada hasilnya. Atas dasar hal inilah akhirnya masyarakat tahu bahwa janji yang mereka gebu-gebukan di awal hanyalah usaha untuk mendapatkan pendukung dan untuk kepentingan mereka. Sehingga hal ini pun dapat menyebabkan kerugian yang menimpa kepada masyarakat.
3.      Sikap Penyair terhadap Corak Kehidupan Sosial Masyarakatnya
Sikap pengarang terhadap corak kehidupan sosial masyarakat juga terasa di puisi ini. Hal ini mengenai perasaan penyair juga yang menyaksikan dan turut merasakan atas fenomena politik ini. Pada larik dibawah ini dapat dilihat sikap penyair terhadap keadaan sosial politik yang terjadi.
Aku melihatmu malam ini
Ku amati dengan seksama
Tiap kalimatmu menyimpan sejuta misteri
Dimana letak nuranimu saat pembangunan yang kau janjikan
Hanya jadi mimpi indah kami
Dimana letak keadilan saat uangmu menjarah
Kantong-kantong Hakim dipengadilan
Anak- anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya
Hingga raib anggaran disaku bajumu
Dari penggalan bait diatas dapat kita simpulkan bahwa pengarang adalah orang yang melihat dan mengamati perkembangan pemerintah dari masa awal pemerintahan sampai sekarang. Pada masa awal pemerintahan,  pihak pemerintah mengumbar janji-janji manis berupa pembangunan, tetapi sampai sekarang janji itu belum ditepati, pemerintah hanya membuat janji-janji palsu. Pada larik Dimana letak nuranimu saat pembangunan yang kau janjikan, Hanya jadi mimpi indah kami.” Pengarang mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintah dan menganggap janji-janji hanya sebatas mimpi  belaka. Pada larik “Dimana letak keadilan saat uangmu menjarah. Kantong-kantong Hakim dipengadilan. Anak- anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya. Hingga raib anggaran disaku bajumu.”  Pengarang menanyakan keadilan, karena dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan malah dimakan para pejabat-pejabat pemerintahan. Artinya dana yang digunakan untuk pembangunan dikorupsi oleh pemerintah.
Dari semua yang diungkapkan diatas sikap penyair sangat kecewa. Ia sangat kecewa kepada pemerintah. Ia mengharapkan pembangunan dilaksanakan, tetapi nyatanya hingga saat ini janji pembangunan itu tidak dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Puisi bertopeng janji ini merupakan puisi yang didasari atas fenomena politik yang seringkali dirasakan oleh masyarakat. Fenomena itu berupa para pelaku politik yang gemar mengumbar janji-janji manis di awal sebagai sarana atas dirinya untuk mendapat pengikut. Jelas bahwa hal ini merupakan kepentingan pribadi. Namun, pada kenyataannya janji-janji itu tidak ditepati. Justru apa yang mereka tampakkan kepada masyarakat setelah mereka resmi menjadi kepercayaan rakyat jauh dari ekspektasi masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan munculnya rasa kecewa pada masyarakat tidak terkecuali penyair puisi ini

Daftar Pustaka
·      Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo
·      Aini Nuril. 2016. Analisis Pemahaman Unsur Sosiopsikologis dalam Puisi Afrizal Malna [internet] di https://www.academia.edu/30506143/Analisis_Pemahaman_Unsur_Sosiopsikologis_dalam_Puisi_Afrizal_Malna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar