MAKALAH
PENDEKATAN SOSIOPSIKOLOGIS DALAM PUISI “BERTOPENG JANJI” KARYA
BHEA SUKMA M.P
Makalah ini disusun guna menyelesaikan Mata Kuliah Apresiasi
Puisi yang dibimbing oleh Siswanto, S.Pd.,M.A.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
- Rika Wahyu Utami 180210402097
- Bagas Yudha Prawira 180210402099
- Mohammad Khoifullah 180210402100
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan hal yang indah dan disukai
banyak orang. Sebagai kekuatan karya sastra maka setiap karya sastra memiliki
ciri dan keunikan masing-masing. Salah
satu unsur yang terkandung dalam sebuah karya sastra adalah unsur kehidupan sosial-budaya
serta ragam sikap pengarang terhadapnya (Aminuddin, 2004:186). Setiap pengarang
memiliki pandangan berbeda terhadap realita sosial yang terdapat di
sekelilingnya. Pengarang pun memiliki ciri khas tersendiri dalam menyajikannya.
Dalam hal penyajian, penyair pun mempunyai hak mencipta, sehingga hasil ciptaan
dari setiap penyair pun akan memiliki kekuatan yang berbeda-beda dalam
penyajiannya. Hak mencipta bagi pengarang bersifat tak terbatasi, sehingga
pengarang bisa menggambarkan apapun dalam bentuk yang bagaimanapun. Hal inilah
yang memunculkan ciri khas masing-masing dari setiap karya sastra
Puisi dikatakan sebagai karya sastra yang
paling unik karena tercipta dari kontemplasi terdalam penyairnya. Hal inilah
yang juga memunculkan sisi menarik yang ada di dalam puisi itu. Melalui
kontemplasi yang dalam dari setiap penyair, tentu setiap puisi akan memiliki
nilai keindahan tersendiri. Nilai keindahan ini bisa muncul dari mana saja
tidak terkecuali pada makna yang terkandung di dalam puisi. Apabila makna yang
terkandung di dalam puisi itu telah diketahui, maka akan banyak nilai keindahan
yang bisa diambil. Namun, dalam memahami maknanya, ada beberapa cara yang harus
di lakukan, antara lain dengan menganalisis pendekatan yang terkandung di dalam
puisi tersebut. Seperti halnya pada puisi yang berjudul " Bertopeng
Janji" karya Bhea sukma yang akan di analisis dengan menggunakan
pendekatan Sosiopsikologi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang di maksud dengan pendekatan Sosiopsikologi?
2. Apakah
makna yang terkandung di dalam puisi " Bertopeng Janji " karya Bhea
Sukma dengan menggunakan pendekatan Sosiopsikologis?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan Pendekatan Sosiopsikologi
2.
Untuk mengetahui makna yang terkandung di
dalam puisi "Bertopeng Janji" dengan menggunakan pendekatan
Sosiopsikologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan
sosiopsikologis adalah pendekatan yang berusaha memahami latar belakang
kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau
sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya atau zamannya pada saat cipta
sastra diwujudkan. Aminuddin (2004: 186) berpendapat bahwa
puisi dan prosa fiksi bisa dikaji dengan menggunakan ilmu sosiopsikologi.
Pengertian sosiopsikologis adalah sebuah ilmu interdisipliner yang terdiri dari
ilmu sosiologis dan psikologis. Ilmu interdisipliner ini merupakan gabungan
dari ilmu sosiologi dan psikologis. Ilmu sosiologi digunakan sebagai alat
mengkaji bidang-bidang sosial budaya yang terdapat dalam karya sastra. Adapun
gejala psikis dapat dianalisis dengan ilmu psikologi.
Sosiologi sastra adalah cabang penelitian yang
reflektif (Endraswara, 2003: 77-81). Sastra akan dipandang sebagai cermin dari
kehidupan yang ada di masyarakat. Asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini
berupa kehidupan sosial akan melahirkan berbagai karya sastra. Karya sastra
dianggap baik ketika mampu mewakili zamannya. Pendapat serupa juga disampaikan
oleh Dharma (dalam Rokhman, 2003: 60-65) yakni proyek sosiologi adalah
masyarakat. Naskah-naskah sastra bersumber dari realita yang ada di masyarakat,
dan akan kembali kepada masyarakat
B.
Analisis
Unsur Sosiopsikologis dalam Puisi
Bertopeng Janji
Bertopeng
Janji
Aku
melihatmu malam ini
Ku
amati dengan seksama
Tiap
kata dari bibirmu begitu manis
Ku
dengar kalimat pembangunan di celah janji palsu
Seakan
perubahan hanya sekejap mata
Aku
melihatmu malam ini
Ku
amati dengan seksama
Tiap
kalimatmu menyimpan sejuta misteri
Dimana
letak nuranimu saat pembangunan yang kau janjikan
Hanya
jadi mimpi indah kami
Dimana
letak keadilan saat uangmu menjarah
Kantong-kantong
Hakim dipengadilan
Anak-
anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya
Hingga
raib anggaran disaku bajumu
Bak
menelan pil pahit dalam mulut
Perubahan
masih belum terjadi
Tangan
yang melambai di keriuhan pasar
Hanyalah
topeng tuk dapat partisipan
Naif
Ya
memang naif, semua hanya karena
kepentinganku
Sampai
rakyat terlantar di tanganmu
1. Hubungan antara Kehidupan Sosial
Masyarakat dengan Gagasan Puisi
Puisi " Bertopeng Janji " karya Bhea Sukma
merupakan sebuah puisi yang berisi kritik dan ungakapan rasa kecewa terhadap
para pemerintah yang gila akan jabatan, sementara janji hanayalah menjadi janji
manis belaka. Dalam puisi di atas pengarang menggambar tentang rasa kecewa yang
begitu dalam akan janji para pemerintah untuk mengadakan pembangunan serta
perubahan yang seakan akan benar akan terjadi. Namun setelah mereka menduduki
kursi jabatan mereka lupa akan hak kewajiban dan janji yang telah mereka
ucapkan. Dalam puisi di atas pengarang juga menggambarkan tentang kehidupan
para pemerintah yang serba berkecukupan tanpa melihat kehidupan masyarakat
kecil yang menderita hanya karena demi kepentingan mereka. Mereka lupa bahwa
tanpa suara rakyat mereka bukanlah siapa-siapa.
Keadaan sosial seperti yang di gambarkan dalam puisi
diatas memang benar-benar terjadi pada saat itu bahkan sampai pada kehidupan sekarang.Pada saat ini banyak para
calon pemimpin memaparkan program unggulannya kepada masyarakat untuk mendapat
dukungan yang bisa mengantarkannya ke gerbang kemenangan.Terkadang mereka
mengeluarkan jurus pamungkasnya, dengan mengumbar janji manisnya. Mereka
berharap bisa meraih simpati dari masyarakat dan memilihnya sebagai pemimpin di
masa mendatang.Namun ketika mereka telah terpilih dan menduduki kursi jabatan
mereka lupa mereka enggan akan memenuhi janji-janji mereka hingga rakyat pun
menderita menjadi korban karena janji manis mereka.Penggambaran sosial
masyarakat saat itu masih sama seperti saat ini. Jadi dapat kita simpulakan
bahwa terdapat hubungan antara gagasan pengarang dalam puisi dengan kehidupan
sosial masyarakat saat puisi itu di buat.
2. Hubungan antara Kehidupan Sosial
Masyarakat dalam Puisi
Hubungan kehidupan masyarakat baik itu secara
individual ataupun kelompok dapat menjadi bahan penciptaan suatu puisi. Dalam puisi
Bertopeng Janji, kehidupan sosial masyarakat diangkat menjadi suatu cipta puisi.
Kondisi sosial masyarakat yang ada hubungannya dengan permasalahan politik yang
sedang terjadi merupakan hal yang ditekankan di puisi. Untuk menafsirkan
hubungannya dengan kehidupan sosial masyarakat dapat kita lakukan dengan cara
menganalisis judul puisinya terlebih dahulu. Judul dari puisi tersebut adalah Bertopeng
Janji: secara konotatif bertopeng itu artinya seseorang yang dimaksud di dalam
puisi itu tidak menampakkan tampilan sebenarnya dari dirinya, yang dia
tampakkan kepada orang lain merupakan tampilan dari topengnya tersebut.
Sedangkan janji sebagai media yang digunakan orang itu untuk menyembukan
tampilan aslinya. Judul bertopeng janji ini setidaknya menggambarkan bahwa
seperti inilah realita politik yang terjadi saat ini. Dengan janji menarik yang
ditampakkan kepada masyarakat, masyarakat menjadi terlena dengan apa yang
ditampakkan itu dan menaruh harapan berlebih kepada para pelaku politik
tersebut. Sedangkan janji itu hanyalah sebuah topeng atau penutup tampilan
sebenarnya dari para pelaku politik agar mereka memperoleh pengikut sehingga
bisa terpilih dan secara tidak langsung juga sebenarnya hal ini untuk kepentingan
pribadinya.
Selanjutnya, isi dari puisi tersebut tentu berhubungan
dengan judul puisinya. Penyair dalam puisi Bertopeng Janji mengemukakan bahwa
pada saat itu terdapat suatu fenomena sosial yang berhubungan dengan keadaan
politik yang sedang terjadi. Fenomena itu adalah ketika para pelaku politik
bermain dengan kata-kata yang dikemas menjadi sebuah janji yang disalurkan
kepada masyarakat. Janji itu bisa banyak hal, namun janji di puisi ini berupa
pembangunan
“Tiap kata dari
bibirmu begitu manis
Ku dengar kalimat
pembangunan di celah janji palsu
Seakan perubahan
hanya sekejap mata”
Pada bait kedua, puisi ini berfokus setelah janji yang
diberikan oleh pelaku politik itu tidak ada hasilnya, hanya sebuah harapan dan
angan-angan. Selain janji yang tidak ada pembuktiannya, apa yang mereka
tampakkan tidaklah sesuai ekspektasi masyarakat. Ekspektasi awal masyarakat
tentunya berdasarkan janjinya itu, namun faktanya jauh dari itu semua Seperti yang diungkapkan dalam
beberapa larik dibawah ini.
“Dimana letak
nuranimu saat pembangunan yang kau janjikan
Hanya jadi mimpi
indah kami
Dimana letak
keadilan saat uangmu menjarah
Kantong-kantong
Hakim dipengadilan
Anak- anakmu hanya
ingin diantar mobil kesekolahnya
Hingga raib
anggaran disaku bajumu”
Pada bait terakhir, puisi
ini menggambarkan ketika janji yang diberikan itu tidak ada hasilnya. Atas
dasar hal inilah akhirnya masyarakat tahu bahwa janji yang mereka gebu-gebukan
di awal hanyalah usaha untuk mendapatkan pendukung dan untuk kepentingan
mereka. Sehingga hal ini pun dapat menyebabkan kerugian yang menimpa kepada
masyarakat.
3. Sikap Penyair terhadap Corak
Kehidupan Sosial Masyarakatnya
Sikap pengarang terhadap corak kehidupan sosial
masyarakat juga terasa di puisi ini. Hal ini mengenai perasaan penyair juga
yang menyaksikan dan turut merasakan atas fenomena politik ini. Pada larik
dibawah ini dapat dilihat sikap penyair terhadap keadaan sosial politik yang
terjadi.
“Aku melihatmu malam ini
Ku amati dengan seksama
Tiap kalimatmu menyimpan sejuta misteri
Dimana letak nuranimu saat pembangunan yang kau
janjikan
Hanya jadi mimpi indah kami
Dimana letak keadilan saat uangmu menjarah
Kantong-kantong Hakim dipengadilan
Anak- anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya
Hingga raib anggaran disaku bajumu”
Dari penggalan bait diatas dapat kita simpulkan bahwa pengarang adalah
orang yang melihat dan mengamati perkembangan pemerintah dari masa awal pemerintahan
sampai sekarang. Pada masa awal pemerintahan,
pihak pemerintah mengumbar janji-janji manis berupa pembangunan, tetapi sampai
sekarang janji itu belum ditepati, pemerintah hanya membuat janji-janji palsu.
Pada larik “Dimana letak nuranimu saat
pembangunan yang kau janjikan, Hanya
jadi mimpi indah kami.” Pengarang mengungkapkan kekecewaannya kepada
pemerintah dan menganggap janji-janji hanya sebatas mimpi belaka. Pada larik “Dimana letak keadilan saat uangmu menjarah. Kantong-kantong Hakim dipengadilan. Anak- anakmu hanya ingin diantar mobil kesekolahnya. Hingga raib anggaran disaku bajumu.” Pengarang menanyakan keadilan, karena dana
yang seharusnya digunakan untuk pembangunan malah dimakan para pejabat-pejabat
pemerintahan. Artinya dana yang digunakan untuk pembangunan dikorupsi oleh
pemerintah.
Dari semua yang diungkapkan diatas sikap penyair
sangat kecewa. Ia sangat
kecewa kepada pemerintah. Ia mengharapkan pembangunan dilaksanakan, tetapi
nyatanya hingga saat ini janji pembangunan itu tidak dilaksanakan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Puisi bertopeng janji ini merupakan puisi yang
didasari atas fenomena politik yang seringkali dirasakan oleh masyarakat. Fenomena
itu berupa para pelaku politik yang gemar mengumbar janji-janji manis di awal
sebagai sarana atas dirinya untuk mendapat pengikut. Jelas bahwa hal ini
merupakan kepentingan pribadi. Namun, pada kenyataannya janji-janji itu tidak
ditepati. Justru apa yang mereka tampakkan kepada masyarakat setelah mereka
resmi menjadi kepercayaan rakyat jauh dari ekspektasi masyarakat. Hal inilah
yang menyebabkan munculnya rasa kecewa pada masyarakat tidak terkecuali penyair
puisi ini
Daftar
Pustaka
· Aminuddin.
2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
· Aini
Nuril. 2016. Analisis Pemahaman Unsur Sosiopsikologis dalam Puisi Afrizal Malna [internet]
di https://www.academia.edu/30506143/Analisis_Pemahaman_Unsur_Sosiopsikologis_dalam_Puisi_Afrizal_Malna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar