ANALISIS
PUISI KARYA RYAN RACHMAN
(KAJIAN
SEMIOTIK)
Dinda Ayu Lestari, Dinda Ayu Lailia Fitri
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Analisis
Puisi Karya Ryan Rachman (Kajian Semiotik)”. Masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana studi semiotika dalam koleksi puisi karya Ryan Rachman. Tujuan
dari penelitian yang dijelaskan dalam kumpulan ikon puisi karya Ryan Rachman,
dan menggambarkan simbol-simbol dalam koleksi puisi karya Ryan Rachman. Dan
kemudian, penelitian ini akan meningkatkan makna dalam puisi untuk siswa.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Semua tanda di koleksi puisi
karya Ryan Rachman akan dijelaskan secara rinci. Pada hasil analisis ditemukan
bahwa ikon dalam koleksi puisi karya Ryan Rachman ditemukan ada empat data, indeks
ada tiga data dan simbol dalam puisi karya Ryan Rachman ada tiga data.
Kata Kunci: Analisis, puisi,
semiotik
ABSTRACT
This study is entitled
"Analysis of Poetry by Ryan Rachman (Semiotic Study)". The problem in
this research is how to study semiotics in a collection of poems by Ryan
Rachman. The purpose of the research is explained in a collection of poetry
icons by Ryan Rachman, and describing symbols in a collection of poems by Ryan
Rachman. And then, this research will increase the meaning in poetry for
students. The method used is descriptive method. All signs in the poetry
collection by Ryan Rachman will be explained in detail. In the analysis it was
found that the icons in the poetry collection by Ryan Rachman were found to
have four data, the index had three data and the symbols in the poem by Ryan
Rachman were three data.
Keywords: analysis, poetry,
semiotic
A.
Pendahuluan
Karya
sastra merupakan sarana yang digunakan untuk melukiskan keadaan yang terjadi di
masyarakat. Karya sastra juga merupakan penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan
dirasakan oleh pengarang mengenai kehidupan manusia. Pengarang ingin berupaya
untuk mendokumentasikan zaman dan sebagai alat komunikasi antara pengarang dan
pembacanya. Membaca karya sastra, pembaca akan mendapatkan wawasan dan kesenangan
yang diberikan oleh karya sastra itu yang berupa keindahan dan pengalaman jiwa
yang bernilai tinggi.
Karya
sastra diciptakan seakan-akan memperolok kehidupan melalui kemahiran seorang
pengarang melalui bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, seorang pengarang
karya sastra sangat sensitif dan peka terhadap perkembangan zaman. Pengarang tanggap
terhadap perkembangan situasi yang sering menindas. Tanpa kreativitas seorang
pengarang, tidak mungkin suatu karya sastra yang bermutu dapat diperoleh.
Karya sastra sebagai karya yang
bersifat imajinatif, terbagi ke dalam tiga jenis genre sastra, yaitu drama,
prosa, dan puisi. Drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang
dipentaskan. Prosa atau juga disebut fiksi merupakan cerita khayalan. Sedangkan
puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh jumlah baris dan bait, dengan bahasa yang singkat dan padat. Dalam hal ini,
puisi merupakan karya sastra yang menggunakan bahasa atau rangkaian kata
sebagai mediumnya, dan mempunyai arti dan makna.
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima,
mantra, serta penyusunan larik dan bait (Suprapto, 1993:65). Bahasa puisi selalu
meninggalkan kesan rasa dan daya tanggap oleh pembacanya. Didalam puisi,
pembaca akan menemui sesuatu yang merupakan kekayaan pengalaman batin pengarang
yang disampaikan lewat puisi yang diciptakan. Melalui puisi, pembaca dapat melihat
jalan pikiran pengarang dan emosi yang hendak ditimbulkan oleh pengarang.
Puisi merupakan karya sastra yang memiliki susunan kata-kata terbaik.
Puisi memiliki sistem tanda yang bertugas sebagai alat komunikasi antarmanusia.
Semiotik merupakan ilmu untuk mengetahui tentang sistem tanda dan makna yang
terkandung di dalamnya. Menganalisis puisimenggunakan kajian semiotik, berarti mengungkap
tanda dan akan memahami makna dari puisi.
Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda dan petanda. Tanda tidak hanya
satu macam, tetapi ada beberapa berdasarkan hubungan penanda dan petandanya. Jenis-jenis
tanda yang utama adalah ikon, indeks, dan simbol. Suwardi Endraswara (2013:41)
menjelaskan bahwa ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang
bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebab
akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Sedangkan simbol
adalah tanda yang menunjukkan tidak ada hubungan alamiah antara penanda dan petandanya.
Hubungan diantaranya bersifat arbitrer.
Puisi merupakan bagian dari karya sastra. Puisi adalah karya
sastra yang berciri mantra, rima, tanpa rima, ataupun kombinasi kedua-duanya (Depdiknas,
2003:125). Sejalan dengan itu, Suprapto (1993:65) mengemukakan bahwa puisi
adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra, serta penyusunan
larik dan bait. Sementara itu, Teeuw (dalam Musfeptial, 2005:1) mengatakan
bahwa puisi sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi
dan pembaharuaan (inovasi).
Puisi adalah hasil luapan perasaan. Slamet Mulyani (dalam Atar
Semi, 2002:93) mengatakan bahwa puisi adalah sintesis dari berbagai peristiwa
bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa yang
mencari hakikat pengalamannya, tersususun dengan sistem korespondensi dalam
salah satu bentuk. Puisi merupakan ragam sastra yang memiliki bentuk karangan
dari luapan perasaan yang imajinatif, terikat oleh jumlah baris dan bait,dan menggunakan
bahasa yang singkat dan padat.
B.
Kajian Semiotik
Suwardi (2013:36) mengatakan bahwa semiotik adalah ilmu
untukmengetahui tentang sistem tanda, konvensi-konvensi yang ada dalam
komunikasi dan makna yang terkandung di dalamnya. Semiotik adalah studi tentang
tanda. Karya sastra akan dibahas sebagai tanda-tanda. Hal ini, tentu saja
tanda-tanda tersebut telah ditata oleh pengarang sehingga adasistem dan
aturan-aturan tertentu yang dimengerti oleh peneliti.
Menurut Segers (dalam Sangidu, 2004:173) mengatakan bahwa semiotik
merupakan suatu disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi selama
komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada
sistem-sistem tanda atau kodekode. Penelitian semiotik perlu memperhatikan tiga
hal, yaitu displacing of meaning (penggantian arti), distorting of meaning
(penyimpangan arti), dan creating ofmeaning (penciptaan arti).
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semiotik adalah cabang ilmu yang
mengungkap dan mengkaji tentang sistem tanda dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan tanda, serta mempelajari fenomena sosial-budaya. Di dalam
puisi banyak sistem tanda yang dapat diungkap untuk mendapatkan makna dalam
puisi.
Peirce (dalam Nur Sahid, 2004:5) mengatakan bahwa tanda mengacu
kepada sesuatu yang disebut objek. Nyoman Kutha Ratna (2008:101) mengungkapkan
bahwa objek adalah apa yang diacu, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Melalui
perantaraan tanda-tanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya, sekaligus
mengadakan pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Lampu merah dipersimpangan
jalan tidak dimaksudkan untuk berpikir mengenai warna merah, tetapi untuk
berhenti. Teks sastra secara keseluruhan terdiri atas ciri-ciri tersebut. Kota
Jakarta dalam sebuah novel misalnya, tidak secara keseluruhan menunjuk pada
ibukota Negara Republik Indonesia, sebagai tanda, sesuatu yang lain yang
diwakilinya, diantaranya simbol kekuasaan, korupsi, prostitusi dan sebagainya.
Jenis-jenis tanda adalah ikon, indeks, simbol. Pierce (dalam
Suwardi Endraswara, 2008:65) mengemukakan ada tiga jenis tanda berdasarkan
hubungan antara tanda dengan ditandakan adalah ikon, indeks dan simbol.
Sementara itu, Jabrohim (2014:91) menjelaskan bahwa jenis-jenis tanda yang
utama adalah ikon, indeks, dan simbol. Sejalan dengan itu, jenis-jenis tanda
yang utama ialah ikon, indeks, dan simbol (Rachmad Djoko Pradopo, 2013:120).
Ikon merupakan tanda yang menunjukkan kesamaan. Pierce (dalam Suwardi, 2008:65)
menjelaskan bahwa ikon adalah tanda yang secara inheren memiliki kesamaan
dengan arti yang ditunjuk. Misalnya, foto dengan orang yang difoto atau peta
dengan geografisnya. Sejalan dengan itu, Jabrohim (2014:91) mengungkapkan bahwa
ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara
penanda dan petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan .Nur Sahid
(2004:6) memaparkan bahwa ikon dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1.
Ikon
topologis, yakni tanda yang mengacu pada kemiripan spasial. Misalnya, peta.
2.
Ikon
diagramatik, yakni tanda yang memiliki kemiripan relasional. Dalam tanda
memperlihatkan hubungan antara unsur-unsur yang diacu. Misalnya, tempat duduk
yang diatur sesuai dengan kedudukan.
3.
Ikon
metaforis, yakni ikon yang tidak menunjukkan kemiripan antara tanda dengan
acuannya, yang mirip bukanlah tanda dengan acuannya, melainkan antara dua acuan
yang diacu oleh tanda yang sama. Misalnya, binatang kancil (acuan langsung) dan
pada manusia yang cerdik (acuan tak langung).
Indeks merupakan tanda yang mengacu pada kenyataan. Pierce (dalam
Suwardi, 2008:65) mengatakan bahwa indeks adalah tanda yang mengandung hubungan
kausal dengan apa yang ditandakan. Nur Sahid (2004:6) menjelaskan bahwa indeks
adalah tanda yang dengan acuannya mempunyai kedekatan eksistensi. Contoh, hari
mendung menjadi tanda akan hujan. Simbol bersifat arbiter (semau-maunya).
Pierce (dalam Suwardi, 2008:65) mengungkapkan bahwa simbol adalah tanda yang
memiliki hubungan makna dengan yang ditandakan bersifat arbitrer, sesuai dengan
konvensi suatu lingkungan sosial tertentu. Misalnya, bendera putih sebagai
simbol ada kematian. Bahasa adalah simbol paling lengkap yang digunakan
sehari-hari oleh manusia untuk berkomunikasi.
C.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi kompas 2019,
puisi milik Taufik Ikram Jamil. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah
teknik studi dokumenter. Teknik studi dokumenter dilakukan dengan cara menelaah
karya sastra. Penelaahan dilakukan dengan cara mengklasifikasikan bagian-bagian
yang menjadi objek penelitian.
D.
Pembahasan
Puisi 1
Angin Letih Bertiup Dermaga
Debur ombak
bawa kabur cemasmu
Sedangkan
buih tak henti meredam perih
Kau tatap
camar penuh nanar
Beradu peluh
dengan perahu nelayan
Angin letih
bertiup ke dermaga
Sendiri tanpa
siapa
Dalamnya
palung setiap saat menunggu
Menerkam
tubuhmu merajam air mata
Ikan-ikan
cantik seketika menjelma malaikat maut
Kala limbung
perahu terkoyak gelombang
Puisi 2
Kau Seduh Mimpi di Cangkir Keramik
Kau seduh
saja di cangkir keramikmu itu
Mimpi tentang
rumah mungil di sudut kota
Tentang anak
perempuan berkucir dua
Hujan dan
baskara silih berlalu
Mengisahkan
rumput di halaman
Yang patah
disantap burung gereja
Tanah
berlumut yang bernafas tiap siang
Kau seduh
saja di cangkir keramik itu
Biru dan
kuning jalan yang kita tempuh
Ratusan rambu
dan petunjuk arah
Sering kali
melenceng dari peta buta
Luka menjadi
pertanda
Bilamana kita
harus istira
Di terminal
kecil yang kita singgah
Kue kering
dan biskuit kita kunyah
Dan aroma
secangkir teh melati
Menjadi
penyambung dahaga
Menuju
dermaga di tepi samudera
Puisi 3
Bintang-bintang Asyik Bermain Origami
seandainya
langit diatas rumah kita seperti Eropa. aku akan memberimu kado tentang empat
musim. penuh romansa seperti puisi-puisi Wilde dengan puluhan mawar segar di
nisannya.
nah, bila
musim dingin datang dan halaman kita penuh unggukan salju. akan kunyalakan api
di perapian dengan suluh yang kupungut dari tepi hutan pinus. membawakanmu
selimut dari bulu domba dan secangkir cokelat hangat. lalu kita bercerita
tentang wortel yang dicuri kelinci dari hidung boneka salju.
pada
pertengahan Maret ini, aku akan mengajakmu jalan-jalan. musim semi sudah tiba
sayang. coba kau berdiri di hamparan bunga tulip dengan tangan terbentang, dan
aku akan memotretmu dengan kamera ponsel buatan Korea. Kita petik apel merah
dan mengirisnya menjadi rujak yang pedas.
sayangnya, di
langit kita tidak ada aurora, jadi bila dari langit kita ambil kata-kata untuk
membuat puisi, mungkin tidak seromantis John Keats. tapi dari langit di atap
rumah kita, bisa saja hujan puisi-puisi yang membuatmu bahagia. seperti
bintang-bintang yang asyik bermain origami.
1.
Analisis ikon pada kumpulan puisi karya Ryan Rachman
Analisis ikon
metaforis pada puisi karya Ryan Rachman ada 4 data. Pada puisi Angin Letih
Bertiup Dermaga ada 1 data, pada puisi Kau Seduh Mimpi di Secangkir Keramik ada
3 data, dan pada puisi Bintang-bintang Asyik Bermain Origami tidak ada. Pada
puisi Angin Letih Bertiup Dermaga terdapat
pada kalimat sedangkan
buih tak henti meredam perih. Pada
kata buih memiliki arti yang sama dengan tingkah manusia. Buih memiliki arti
gelembung-gelembung kecil pada permukaan barang cair (seperti pada air, sabun
dan bir). Namun dalam puisi ini buih memiliki arti yang sama atau setara dengan
manusia. Pada kalimat tersebut seolah-olah buih diibaratkan sebagai manusia
yang sedang meredam perih. Dapat dilihat bahwa pengarang memilih kata buih
dalam puisi tersebut untuk memberikan kesan halus yang tidak mampu untuk
menahan perih.
Kemudian pada puisi Kau Seduh Mimpi di Cangkir Keramik
terdapat dalambait kedua baris keempat, kesepuluh dan kesebelas, yaitu
seringkali melenceng dari peta buta. Peta buta memiliki dua arti yang berbeda
menurut pandangan pembaca yakni yang pertama pembaca berfikir bahwa peta buta
adalah sebuah ketersesatan saat bermimpi, yang kedua perta buta adalah sebuah
kesesatan saat berharap. Kalimat selanjutnya yaitu menjadi penyambung dahaga.
Pada kata dahaga pembaca memiliki dua tafsiran yakni yang pertama yaitu menjadi
kekurangan yang harus terpenuhi dari sebuah mimpi, yang kedua yaitu menjadi
kekurangan yang harus terpenuhi dari sebuah pengharapan. Kalimat selanjutnya
yaitu menuju dermaga di tepi samudera. Pada kata samudera memiliki dua makna yang
tergambar oleh pembaca, yang pertama yakni samudera sebagai tempat pertemuan
saat bermimpi yang kedua samudera sebagai penghujung pengharapan.
2. Analisis indeks pada kumpulan puisi karya Ryan Rachman
Indeks yang digunakan dalam puisi karya Ryan Rachman ada tiga
data. Terdapat pada puisi yang berjudul Bintang-bintang yang Asyik Bermain
Origami. Pada kalimat “penuh romansa seperti puisi-puisi Wilde dengan puluhan
mawar segar di nisannya” ini mengandung hubungan yang alamiah, sebab saat nisan
merupakan sebuah tempat peristirahatan terakhir yang biasanya ditandai dengan
taburan bunga mawar diatasnya sehingga menjadi penanda adanya nisan.
Pada kalimat “bila musim dingin datang dan halaman kita penuh
unggukan salju”. Pada puisi ini menjadi tanda yang memiliki hubungan alamiah atas
dibuatnya perapihan dari api unggun yang biasa dilakukan oleh orang-orang barat
saat musim salju tiba.
Kemudian pada kalimat “musim semi sudah tiba sayang” memiliki
hubungan alamiah yang terdapat pada puisi tersebut yaitu pada saat musim semi
memang menjadi kebudaayaan orang luar untuk berlibur dan berjalan-jalan bersama
keluarga maupun teman.
Didalam puisi Menxiarah Tengku Kamariah tedapat kalimat “air
matalah yang mengucur” mungkin yang dimaksud di dalam ouisi tersebut air mata
mengalir karena mengalami kesedihan yang amat mendalam
3. Analisis simbol pada kumpulan
puisi karya Rian Rachman
Simbol yang digunakan dalam puisi karya Rian Rachman ada 3 data.
Terdapat pada puisi yang berjudul Kau Seduh Mimpi di Cangkir Keramik. Pada bait
kedua yang Terdapat pada kalimat ratusan rambu dan petunjuk arah keduanya
menunjukan bahwa yang namanya rambu lalu lintas sebagai petunjuk arah pela.
Kalimat tersebut sebenarnya mewakili sebuah simbol yang menunjukkan arah.
Kemudian pada puisi yang berjudul Bintang-bintang Asyik bermain origami pada
bait kedua tepatnya pada kalimat “akan kunyalakan api di perapian dengan suluh
yang kupungut dari tepi hutan pinus” api selau menyimbolkan bahwa selalu berada
di perapian. Yang berikutnya terdapat pada puisi akan kunyalakan api di
perapian dengan suluh yang kupungut dari tepi hutan pinus” pada bait ketiga.
Terdapat pada kalimat “aku akan memotretmu dengan kamera ponsel buatan korea”
pada kata memotret sudah dapat menyimbolkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
kamera. Pada puisi tersebut simbol yang di gunakan sudah mewakili hal yang
dilakukan.
Kesimpulan
Semiotika berhubungaan erat dengan bidang linguistik yang
sebagian mempelajari struktur serta juga makna bahasa yang lebih
spesifik. Semiotik adalah
studi tentang tanda. Karya sastra akan dibahas sebagai tanda-tanda. Hal ini,
tentu saja tanda-tanda tersebut telah ditata oleh pengarang sehingga adasistem
dan aturan-aturan tertentu yang dimengerti oleh peneliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi pada web
kliping sastra Indonesia 2019, puisi milik Ryan Rachman. Teknik pengumpul data yang
digunakan adalah teknik studi dokumenter. Teknik studi dokumenter dilakukan
dengan cara menelaah karya sastra. Penelaahan dilakukan dengan cara
mengklasifikasikan bagian-bagian yang menjadi objek pembahasan.
Semua tanda di koleksi puisi karya
Ryan Rachman akan dijelaskan secara rinci. Pada hasil analisis ditemukan bahwa
ikon dalam koleksi puisi karya Ryan Rachman ditemukan
ada empat data, indeks terdapat tiga
data dan simbol dalam puisi karya Ryan Rachman
ada tiga data.
E.
Daftar Pustaka
Nurgiyantoro,
Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Jabrohim.
(2014). Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Aminuddin.
2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Wulan, AP.
2016. Analisis Kumpulan Puisi Sarang Enggang Karya Nano L Basuki dan
Kawan-Kawan (Kajian Semiotik). IKIP PGRI Pontianak.