Aksi Nyata
Topik 3 Perspektif Sosiokultural Pendidikan Indonesia
Bagas Yudha Prawira (250211105868)
Mulai dari diri
menyajikan video keadaan pendidikan di wilayah perkebunan dengan mayoritas
masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan sarana prasarana sekolah yang kurang
memadai. Namun keterbatasan tersebut tidak menyurutkan semangat dari warga
setempat untuk memperbaiki kondisi pendidikan di wilayah tersebut. Video ini
memberikan gambaran kecil bahwa pembelajaran selanjutnya mungkin akan membahas
fenomena serupa. Sebab, tidak menutup kemungkinan bagi calon pendidik
professional akan diterjunkan ke wilayah dengan fenomena serupa. Wilayah dengan
keadaan masyarakat menengah ke bawah namun masih semangat untuk memperbaiki
pendidikan di wilayahnya.
Topik ini
membahas mengenai Sosio-Economic Status atau biasa disebut SES. SES merupakan
cara mengelompokkan individu berdasarkan keadaan ekonomi dan status sosialnya.
Pada konteks ini, pengaplikasian SES dapat dilakukan pada peserta didik sesuai
dengan latar belakang sosial ekonominya. SES juga diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu SES tinggi, SES menengah, dan SES rendah. Adanya konsep ini dikenalkan
kepada calon pendidik sebab SES peserta didik sangat berpengaruh terhadap
pembelajaran baik dalam ruang lingkup peserta didik, ruang lingkup sekolah, maupun
ruang lingkup yang lebih luas lagi. Misalnya, kualitas pendidikan pada sekolah
dengan peserta didik yang rata-rata SESnya tinggi jauh lebih unggul daripada
sekolah dengan peserta didik yang rata-rata SESnya rendah. Baik itu dalam segi
prestasi, kualitas pembelajaran, sarana prasarana, dan berbagai aspek lainnya.
Konsep ini diberikan kepada calon pendidik sebagai bekal sebelum ditempatkan di
berbagai wilayah pendidikan. Pendidik harus siap ditempatkan di berbagai
wilayah pendidikan, baik itu wilayah dengan SES yang tinggi maupun yang rendah.
Pendidik juga harus siap dengan segala rencana pembelajarannya apabila
ditempatkan di daerah dengan SES tinggi maupun SES rendah.
Melalui ruang
kolaborasi, kami mempelajari lebih lanjut tentang bahan ajar, kesiapan
mengajar, asesmen pembelajaran, dan kecakapan mengajar guru itu sangat berpengaruh
terhadap proses pendidikan dalam perspektif sosiokultural. Guru perlu memperhatikan
bahan ajar yang akan diberikan, sebab setiap bahan ajar tidak mempunyai potensi
yang sama untuk dikembangkan berdasarkan latar belakang peserta didik.
Selanjutnya terkait kesiapan mengajar, guru harus melakukan monitoring secara
berkala terhadap kesiapan belajar guru maupun peserta didik. Aspek ini sudah
dipersiapkan sejak perancangan sebab faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan
politik dapat menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya
yaitu asesmen, guru harus memperhatikan keadaan sosiokultural siswa dalam
menyusun asesmen. Potensi siswa tidak bisa dipukul rata dengan menguntungkan
salah satu potensi. Perumpamaannya seperti seorang pawang hewan yang
melaksanakan ujian pada berbagai jenis hewan untuk memanjat pohon, tentu saja
akan ada hewan yang diuntungkan dan dirugikan. Terakhir yaitu guru perlu
melengkapi diri dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang baik
tentang isu-isu sosial, budaya, ekonomi dan politik. Kecakapan itu digunakan
untuk menciptakan pembelajaran dengan mengintegrasikan berbagai perspektif
sosiokultural siswa.
Tahap
demonstrasi kontekstual juga mempertajam pemahaman kami melalui berbagai
perbedaan pendapat yang saling melengkapi. Persamaan pandangan berupa akses
pendidikan dan relevansi dalam pembelajaran itu berpengaruh terhadap proses
pendidikan. Pengaruh tersebut merujuk pada seluruh aspek (sosial, budaya,
ekonomi, dan politik) yang dapat mempengaruhi akses terhadap pendidikan.
Misalnya, aspek ekonomi dapat menjadi faktor penghambat dalam memperoleh akses
pendidikan bagi keluarga kurang mampu. Relevansi dalam pembelajaran merujuk
pada berbagai faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat
berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem pendidikan demi pelaksanaan pendidikan
yang lebih baik. Pandangan yang berbeda ditemukan pada fokus dan dampak ragam
perspektif dalam pendidikan serta implementasinya dalam pembelajaran. Setiap
aspek (sosial, budaya, ekonomi, dan politik) memiliki fokus dan dampak yang
berbeda dalam pembelajaran. Misalnya, faktor ekonomi dapat memengaruhi
kesenjangan akses pendidikan, berbeda dengan faktor politik yang dapat
memengaruhi kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan tentang
implementasi dalam pembelajaran, setiap guru perlu memahami karakteristik
peserta didik dari berbagai aspek, seperti faktor budaya, ekonomi, agama, dan
politik, untuk memberikan layanan bimbingan yang sesuai dengan tujuan. Sehingga
implementasi tidak hanya menjadi sarana menggugurkan tanggung jawab, namun juga
menjadi usaha penting untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan
siswa.
Melalui topik
ini saya mendapatkan pemahaman mengenai tiga bentuk mediasi yang dikatakan oleh
Vygotsky yaitu alat, tanda dan simbol (semiosis), serta interaksi sosial.
Penelitian sosiokultural Vygotskian sebagian besar terfokus kepada bentuk
mediasi semiotik untuk mengatasi tantangan kognitif pendidikan. Bentuk mediasi
semiotik bergantung pada interaksi sosial sedangkan mediasi interaksi sosial
itu masih menyimpan berbagai tantangan. Kompleksitas sosiokultural siswa yang
tidak dapat tertebak adalah pemicu munculnya berbagai tantangan tersebut. Namun
tantangan ini dapat sedikit teratasi dengan kontrol hubungan sosial. Hubungan
sosial dalam pembelajaran yang lebih nyata dapat lebih berpengaruh terhadap
interaksi sosial daripada pengaruh dinamika kelas sosial di sekolah. Hal baru
yang saya dapatkan adalah pengetahuan mengenai peran sebagai guru yang
memperhatikan keberagaman sosial budaya, ekonomi dan politik peserta didik
serta kepekaan terhadap perbedaan-perbedaan tersebut untuk menciptakan
pembelajaran yang merdeka bagi semua siswa. Melalui hal baru ini, saya ingin
menambah pengetahuan dari Negara maju yang menerapkan pendidikan dengan
memperhatikan perspektif sosiokultular. Sebab, referensi positif dari berbagai
Negara maju dapat diimplementasikan ke dalam Pendidikan Indonesia untuk
keberlanjutan yang lebih baik.
Apabila
dipelajari dan dihayati dengan mendalam, topik ini sangat berkaitan erat dengan
berbagai mata kuliah lainnya. Mulai dari Filosofi Pendidikan Nasional, topik
ini dapat memberikan pemahaman mengenai bagaimana nilai budaya dan identitas
nasional berpengaruh terhadap keadaan kelas sebagai upaya kontrol pembelajaran.
informasi bahwa keadaan sosiokultular kelas berpengaruh terhadap proses
pendidikan sesuai dengan kodrat mereka. Sedangkan pada Prinsip Asesmen, topik
ini menunjukkan bahwa asesmen dapat berjalan dengan optimal melalui
penyesuaiannya dengan kondisi kelas yang dihadapi. Topik ini juga terkoneksi
dengan Literasi Lintas Mata Pelajaran karena adanya indikasi bahwa literasi
yang sesuai dengan keadaan kelas memberikan daya tarik literasi lebih optimal
kepada peserta didik. Pada Pemahaman Peserta Didik, topik ini memberikan informasi
bahwa keadaan sosiokultular kelas berpengaruh terhadap proses pendidikan sesuai
dengan kodrat mereka. Serta masih banyak lagi mata kuliah yang dapat terkoneksi
dengan pembahasan pada topik ini.
Melalui berbagai koneksi antar materi tersebut dapat disimpulkan
bahwa materi ini sangat berguna bagi calon pendidik ketika akan menghadapi
berbagai kondisi pendidikan yang ditemui. Pengenalan SES peserta didik
memberikan penegasan kepada calon pendidik bahwa guru tidak bisa memilih siapa
yang akan dia ajar. Siapa saja yang dihadapi guru ketika pembelajaran adalah
tanggung jawab penuh bagi pendidik untuk membantunya dalam proses belajar.
Secara kesiapan, saya menilai bahwa saya masih 7/10 untuk mengajar dengan
tantangan tersebut. Tiga poin sisa tersebut dikarenakan saya masih belum pernah
menghadapi kondisi pembelajaran dengan SES yang menjadi tantangan dalam pembelajaran
saya. Sehingga secara kesiapan mental saya siap, namun masih perlu terjun
langsung menghadapinya agar bisa di tingkat 10/10. Persiapan yang saya lakukan
untuk meningkatkan potensi saya berupa mengambil referensi pendidikan positif
dari berbagai sumber dan menyempurnakannya ke dalam pembelajaran yang saya
pimpin sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar